Kamis, 06 Juni 2013

Banjir



                Walaupun saya bukan tinggal di daerah Jakarta, tetapi saya sedih dengan kota yang sering sekali mengalami banjir di kota-kota tertentu. Padahal Jakarta merupakan ibu kota dari Negara Indonesia. Bagaimana kota Jakarta tidak terkena banjir sesering mungkin, kali atau sungai yang ada disana saja dipadati oleh sampah-sampah dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab, maka dari itu kali atau sungai tersebut meluap karena saluran di sungai tersebut tersumbat oleh banyak sampah.

                Padahal pemerintah telah berupaya agar tidak terjadi banjir lagi di daerah Jakarta, dari mulai membersihkan seluruh sampah yang ada di sekitar kali atau sungai, sampai melakukan berbagai penanggulangan seperti pembuatan gorong-gorong dibawah tanah, dan telah menghimbau masyarakat sekitar agar peduli terhadap lingkungannya sendiri yaitu tidak membuang sampah sembarangan. Akan tetapi masih banyak saja penduduk yang membuang sampah tidak pada tempatnya padahal telah disediakan tempat sampah yang layak untuk membuang sampah.

                Menurut saya solusi yang paling tepat ialah bagaimana seseorang dapat membenahi atau mengubah dirinya sendiri, maksdunya ialah sadar akan tindakan yang mereka lakukan dan mengubah pola pikir mereka pribadi untuk tidak melakukan hal yang dapat merugikan dirinya dan orang lain. Sekeras apapun usaha pemerintah untuk menanggulangi banjir, jika penduduk tersebut tidak sadar dan tidak ingin mengubah pola pikir mereka untuk tidak membuang sampah sembarangan, pasti suatu saat banjir tersebut akan datang kembali. Kita sebagai manusia harus mencoba membiasakan diri hidup sehat, jika perlu ajarkan anak-anak usia dini bagaimana betapa pentingnya membuang sampah pada tempatnya agar Negri ini dapat terlindungi dan terbebas dari banjir.

Sifat Pelupa


     Saya ingin menceritakan pengalaman pribadi saya. Hal yang sering terjadi dan menurut saya suatu hal yang buruk ialah sering kehilangan barang. Saya benci sebenarnya dengan sifat buruk saya yang pelupa ini, padahal saya masih muda dan seharusnya belum saatnya untuk menjadi seorang yang pelupa tetapi hal tersebut sudah seperti suatu kebiasaan buat saya.

     Dari hal-hal kecil sampai barang kesayangan saya-pun ikut menjadi korban kelupaan saya. Seperti contohnya hal kecil yang sering terjadi ialah lupa menaruh barang. Memang kadang saya menaruh barang sembarangan dan tidak pada tempatnya, alhasil jika seseorang menanyakan barang tersebut saya bener-bener lupa diletakan dimana, bahkan saya pernah dimarahi oleh ibu saya karena sifat pelupa saya ini. Saya juga pernah kehilangan tempat pensil yang isinya lengkap dengan alat tulis. Pada saat itu sedang ujian dan saya menaruh tempat pensilnya dibawah meja, lalu setelah selesai ujian saya langsung keluar saja dan melupakan tempat pensil tersebut dan baru sadar setibanya dirumah, lalu pada keesokan harinya saya ke kelas itu lagi tempat pensilnya sudah tidak ada dan saya harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli tempat pensil beserta isinya. Kemudian ada kejadian lagi dan mulai saat itu saya akan benar-benar menjadi orang yang tidak ceroboh lagi agar barang-barang kesayangan saya tidak hilang begitu saja karena sifat ceroboh dan pelupa saya. Barang kesayangan saya yaitu handphone, handphone saya hilang sekitar sebulan yang lalu dan hilangnya bukan karena di jambret, dicuri, atau rampok tetapi karena sifat saya yang pelupa ini, karena saya orangnya terlalu ceroboh jadi saya lupa apakah saya menaruh sembarangan, ataukan tiba-tiba di ambil orang tapi saya tidak sadar, pada saat itu saya bener-bener tidak ingat.
     Oleh sebab itu, saya akan mencoba untuk tidak menaruh barang apapun di sembarang tempat agar mudah diingat oleh saya. Mungkin tidak ada obat untuk dapat menyembuhkan pelupa saya ini dan pelupa saya ini juga tidak termasuk yang parah, saya masih dapat menghapal bacaan, menghapal nama tempat dan nama orang-orang yang ada di sekitar saya, mungkin karena sifat ceroboh saya juga maka dari itu saya menjadi pelupa. Salah satu yang dapat mengurangi tingat kelupaan ialah dengan cara tidur yang cukup, kurangi stress yang berkepanjangan, dan makan makanan yang mengandung banyak vitamin dan mineral agar otak dapat ternutrisi.

Korupsi


     Saya heran dan bertanya-tanya kepada orang-orang ‘besar’ yang ternyata penghasilannya di dapat dari berkorupsi. Kenapa mereka seperti itu? Kenapa mereka hanya mementingkan diri sendiri? Padahal mereka (para koruptor) sendiri tahu bahwa uang tersebut bukannya milik pribadi melainkan milik orang lain yang berhak untuk menerimanya. Dan kenapa semakin banyak saja koruptor-koruptor di Indonesia? Padahal hukum telah ada dan telah didirikan juga KPK atau Komisi Pemberantasan Korupsi.
     Menurut saya hukum di Indonesia ini masih sangat ringan untuk para koruptor-koruptor, tidak sebanding dengan perbuatan mereka yang menurut saya itu perlahan-lahan bisa menghancurkan Negara Indonesia sendiri karena uang-uang yang seharusnya untuk masyarakat yang membutuhkan malah tidak dapat apa-apa. Contohnya seperti biaya pembangunan sekolah di daerah pedalaman. Padahal mungkin saja sekolah tersebut telah mendapatkan anggaran untuk pembangunan sekolah yang baru, tetapi dikarenakan terdapat oknum-oknum dibawahnya yang tidak bertanggung jawab mereka mengambil sebagian uang tersebut dan memanipulasinya agar tidak ketahuan. Hal tersebut sangat tidak dibenarkan dan perbuatan seperti itu lebih jahat dibandingkan orang yang mencuri ayam.
     Kenapa saya bilang hukum di Indonesia masih ringan? Jika hukum tersebut tidak ringan, saya yakin pasti pejabat tinggi akan takut dan berpikir panjang untuk melakukan tindak korupsi. Dan menurut saya hukum di Indonesia itu bisa di beli bagi orang-orang yang mempunyai uang. Bayangkan saja, pencuri yang hanya mencuri ayam misalnya, dia di penjara sampai berpuluh-puluh tahun, sedangkan koruptor hanya diberi masa tahanan rata-rata dibawah 10 tahun dan ada juga yang penjaranya di buat mewah seperti hotel, padahal tindak kejahatan kedua subjek tersebut sangatlah berbeda dan koruptor itu sangat merugikan masyarakat banyak dari pada pencuri ayam.
     Menurut pendapat saya, solusi yang harus dilakukan adalah dengan membenahi hukum di Indonesia. Buatlah hukum di Indonesia seakan-akan seperti ‘neraka’ yang di takuti oleh para koruptor agar tidak ada lagi pejabat tinggi yang melakukan kejahatan tersebut. Dan satu lagi, agar tidak ada lagi koruptor-koruptor dimasa yang akan datang, ajarkan anak sejak usia dini untuk tidak serakah, untuk tidak egois, untuk mementingkan orang lain terlebih dahulu, dan ajari agama sejak dini agar untuk kedepannya mereka selalu ingat bahwa perbuatan jahat itu sangat dibenci oleh Allah SWT.

Keluarga


      Keluarga merupakan sesuatu yang sangat berarti dan berharga bagi semua orang termaksud saya. Keluarga bagi saya tak dapat tergantikan dengan apapun, dan saya sangat menyanyangi keluarga saya terutama kedua orang tua saya karena hanya keluargalah yang selalu ada setiap hari, selalu memberikan kasih sayang, selalu memberikan semangat, dan selalu mencintai kita setulus hati.

      Saya mempunyai keluarga yang Alhamdulillah berkecukupan dalam ekonomi dan damai sejahtera, maksudnya tidak ada pertengkaran yang besar yang sampai menimbulkan kedua orang tua bercerai atau anak-anak mereka kabur dari rumah. Saya memiliki seorang ayah, seorang ibu dan seorang adik perempuan yang berbeda jarak dengan saya sekitar 4 tahun. Saya sangat bersyukur  memiliki kedua orang tua yang baik, sayang terhadap anak-anaknya, dan selalu memberikan kasih sayang setiap harinya. Dan untuk adik saya, dia mempunyai sifat yang baik dan pengertian, walaupun saya suka bertengkar kecil dengan adik saya, tetapi pasti tidak lama baikan seperti semula.

        Maka dari itu, saya sangat menyanyangi keluarga saya karena keluarga saya sangat memperlakukan dan merawat saya sampai sebesar ini dengan penuh cinta dan kasih sayang, tidak ada orang lain yang menandingi mereka semua. Bagi yang selalu bertengkar dengan keluarganya sendiri, cobalah untuk tidak seperti itu lagi karena suatu saat nanti kalian yang seperti itu akan sadar bagaimana pentingnya sebuah keluarga untuk kehidupan hari ini dan yang akan datang.