Sabtu, 23 Juni 2012

Tulisan Ke-2 Sosial


PENGANGGURAN
“Teori Organisasi Umum 2”





Kelas : 2KA24

Disusun Oleh:
                                    DYNA MARLYNA SURYANI      19110250
                                    LALITA PATHYA SUKMA          13110957                               
                                    KHARISTY HASANAH                 13110885
                                    SYAHSOZA PUJI                            16110776
                                    TEGAR PRASETYO                      16110848
                               




UNIVERSITAS GUNADARMA
Sistem Informasi
2012
PENDAHULUAN

LATAR   BELAKANG
            Jumlah Pengangguran di Indonesia dapat dikatakan dalam persentasi yang cukup tinggi. 19,9% dalam kategori tingkat pengangguran terbuka usia muda, menempatkan bangsa Indonesia menjadi negara tertinggi penganggurannya di Asia Pasifik. Angka ini masih dalam cakupan umur 15 - 29 tahun. Belum masuk ke dalam jumlah kategori angkatan kerja ( 15 - 64 tahun ). Pada tahun 2012 ini saja sudah dipastikan angkatan kerja akan bertambah sekitar 11, 17 juta orang ( 9, 36% ). Jadi bisa dibilang bahwa akan ada kenaikan sebesar 11, 17 juta orang bila lapangan kerja tidak dapat menampung para potensi - potensi angkatan kerja ini.
            Perekonomian Indonesia sejak krisis ekonomi pada pertengahan 1997 membuat kondisi ketenaga kerjaan Indonesia ikut memburuk. Sejak itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tidak pernah mencapai 7-8 persen. Padahal, masalah pengangguran erat kaitannya dengan pertumbuhan ekonomi. Jika pertumbuhan ekonomi ada, otomatis penyerapan tenaga kerja juga ada. Setiap pertumbuhan ekonomi satu persen, tenaga kerja yang terserap bisa mencapai 400 ribu orang. Jika pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 3-4 persen, tentunya hanya akan menyerap 1,6 juta tenaga kerja, sementara pencari kerja mencapai rata-rata 2,5 juta pertahun. Sehingga, setiap tahun pasti ada sisa pencari kerja yang tidak memperoleh pekerjaan dan menimbulkan jumlah pengangguran di Indonesia bertambah.  

RUMUSAN  MASALAH
        Seperti yang telah diuraikan pada latar belakang, maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia ?
2.      Bagaimana dampak dari pengangguran yang terus meningkat bagi perekonomian Indonesia ?
3.      Bagaimana cara mengatasi pengangguran di Indonesia ?




PERMASALAHAN
DEFINISI PENGANGGURAN 
            Definisi pengangguran secara teknis adalah semua orang dalam referensi waktu tertentu, yaitu pada usia angkatan kerja yang tidak bekerja, baik dalam arti mendapatkan upah atau bekerja mandiri, kemudian mencari pekerjaan, dalam arti mempunyai kegiatan aktif dalam mencari kerja tersebut. Selain definisi di atas masih banyak istilah arti definisi pengangguran diantaranya:
§      Menurut Sadono Sukirno
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan kerja ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya.

§      Menurut Payman J. Simanjuntak
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja berusia angkatan kerja yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan.

§      Berdasarkan istilah umum dari pusat dan latihan tenaga kerja
Pengangguran adalah orang yang tidak mampu mendapatkan pekerjaan yang menghasilkan uang meskipun dapat dan mampu melakukan kerja.

§      Menurut Menakertrans
Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja, sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha baru, dan tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan.
            Secara sederhana pengangguran atau tuna karya dapat diartikan sebagai istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.



JENIS & MACAM PENGANGGURAN
Berdasarkan Jam Kerja :
Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan menjadi 3 macam:
ü  Pengangguran Terselubung (Disguised Unemployment)
Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

ü  Setengah Menganggur (Under Unemployment)
Tenaga kerja yang tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari 35 jam selama seminggu.

ü  Pengangguran Terbuka (Open Unemployment)
Tenaga kerja yang sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara maksimal.

Berdasarkan Penyebab Terjadinya :
Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi 7 macam:
ü  Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerja tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang lebih baik dari sebelumnya.

ü  Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.


ü  Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Pengangguran struktural bisa diakibatkan oleh beberapa kemungkinan, seperti:
1.      Akibat permintaan berkurang
2.      Akibat kemajuan dan pengguanaan teknologi
3.      Akibat kebijakan pemerintah

ü  Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur. Contohnya seperti petani yang menanti musim tanam, pedagang durian yang menanti musim durian.

ü  Pengangguran siklikal
Pengangguran siklikal adalah pengangguran yang menganggur akibat imbas naik turun siklus ekonomi sehingga permintaan tenaga kerja lebih rendah daripada penawaran kerja.

ü  Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin.

ü  Pengangguran siklus
Pengangguran siklus adalah pengangguran yang diakibatkan oleh menurunnya kegiatan perekonomian karena terjadi resesi. Pengangguran siklus disebabkan oleh kurangnya permintaan masyarakat (aggrerate demand).

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
            Pengangguran atau dengan kata lain tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial lainnya.
            Seorang pengamat tenaga kerja dari Serang Darlaini Nasution SE mengatakan, ada tiga faktor mendasar yang menjadi penyebab masih tingginya tingkat pengangguran di Indonesia, termasuk di provinsi Banten.
            Ketiga faktor tersebut adalah, ketidaksesuaian antara hasil yang dicapai antara pendidikan dengan lapangan kerja, ketidakseimbangan demand (permintaan) dan supply (penawaran) dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan masih rendah, kata Darlaini.
            Ia menjelaskan, lapangan pekerjaan yang membutuhkan tenaga kerja umumnya tidak sesuai dengan tingkat pendidikan atau ketrampilan yang dimiliki.
            “Umumnya perusahaan atau penyedia lapangan kerja membutuhkan tenaga yang siap pakai, artinya sesuai dengan pendidikan dan ketrampilannya, namun dalam kenyataan tidak banyak tenaga kerja yang siap pakai tersebut. Justru yang banyak adalah tenaga kerja yang tidak sesuai dengan job yang disediakan,” katanya.
            Penyebab lain adalah kualitas SDM itu sendiri yang tidak sesuai dengan yang diharapkan di lapangan, antara lain dikarenakan penciptaan SDM oleh perguruan tinggi yang belum memadai, atau belum mencapai standar yang ditetapkan.
            SDM yang tidak memadai ini bisa disebabkan kurikulum perguruan tinggi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan industri, dan juga anggaran yang disediakan pemerintah untuk sektor pendidikan yang masih rendah sehingga yang dihasilkanpun tidak mencapai ‘buah’ yang maksimal.
            Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran adalah sebagai berikut:
1.      Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
2.      Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
3.      Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang.
Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
4.      Meningkatnya peranan dan aspirasi Angkatan Kerja Wanita dalam seluruh struktur Angkatan Kerja Indonesia.
5.      Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.

AKIBAT PENGANGGURAN
            Setiap Negara selalu berusaha meningkatkan kemakmuran masyarakat dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang pesat. Tingkat pengangguran yang relatif tinggi tidak memungkinkan masyarakat mencapai tujuan tersebut bahkan menimbulkan dampak negatife dalam masyarakat. Dampak negatife pengagguran antara lain sebagai berikut :
  1. Tingkat Kemakmuran yang Mungkin Dicapai tidak Maksimal
Pengangguran menyebabkan pendapatan nasional yang dicapai lebih ren-dah dari pendapatan nasional potensial. Keadaan ini berarti tingkat kemakmuranmasyarakat yang dicapai lebih rendah dari tingkat kemakmuran yang mungkin dapat dicapainya.
  1.  Kehilangan Kemampuan Keterampilan
Keterampilan dalam mengerjakan sesuatu pekerjaan hanya dapat dipertahan-kan apabila keterampilan tersebut digunakan dalam praktik. Menganggur dalamperiode yang lama akan menyebabkan tingkat keterampilan pekerja menjadisemakin menurun.
  1. Ketidakstabilan Sosial dan Politik
Kegiatan ekonomi yang lesu dan pengangguran yang tinggi dapatmenimbulkan rasa tidak puas masyarakat kepada pemerintah. Golongan yangmemerintah semakin tidak disenangi oleh sebagian masyarakat. Berbagaituntutan dan kritik akan dilontarkan kepada pemerintah yang disertai aksi unjuk rasa, sehingga mengganggu stabilitas politik. Pengangguran juga mengakibatkankegiatan-kegiatan yang bersifat kriminal juga semakin meningkat

CARA MENGATASI PENGANGGURAN
            Dalam rangka mengaasi pengangguran, ada beberapa usaha yang dapat dilakukan oleh pemerintah, antara lain sebagai berikut :
  1. Peningkatan Mobilitas Tenaga kerja dan Moral
Peningkatan mobilitas tenaga kerja dilakukan dengan memindahkan pekerja ke kesempatan kerja yang lowong dan melatih ulang keterampilannya sehingga dapat memenuhi tuntutan kualifikasi di tempat baru. Peningkatan mobilitas modal dilakukan dengan memindahkan industry (padat karya) ke wilayah yang mengalami masalah pengangguran parah. Cara ini baik digunakan untuk mengatasi msalah pengangguran structural.
  1. Pengelolaan Permintaan Masyarakat
Pemerintah dapat mengurangi pengangguran siklikal melalui manajemen yang mengarahkan permintaan-permintaan masyarakat ke barang atau jasa yang tersedia dalam jumlah yang melimpah.
  1. Penyediaan Informasi tentang Kebutuhan Tenaga Kerja
Untuk mengatasi pengangguran musiman, perlu adanya pemberian informasi yang cepat mengenai tempat-tempat mana yang sedang memerlukan tenaga kerja.
Masalah pengangguran dapat muncul karena orang tidak tahu perusahaan apa saja yang membuka lowongan kerja, atau perusahaan seperti apa yang cocok denganketerampilan yang dimiliki. Masalah tersebut adalah persoalan informasi.
Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu diadakan system informasi yang memudahkan orang mencari pekerjaan yang cocok. System seperti itu antara lain dapat berupa pengumuman lowongan kerja di kampus dan media massa. Bias juga berupa pengenalan profil perusahaan di sekolah-sekolah kejuruan, kampus, dan balai latihan kerja.
  1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi baik digunakan untuk mengatasi pengangguran friksional. Dalam situasi normal, pengangguran friksional tidak mengganggu karena sifatnya hanya sementara. Tingginya tingkat perpindahan kerja justru menggerakan perusahaan untuk meningkatkan diri (karir dan gaji) tanpa harus berpindah ke perusahaan lain.
Menurut Keynes, pengangguran yang disengaja terjadi bila orang lebih suka menganggur daripada harus bekerja dengan upah rendah. Di sejumlah Negara, pemerintah menyediakan tunjangan/santunan bagi para penganggur. Bila upah kerja rendah maka orang lebih suka menganggur dengan mendapatkan santunan penganggur. Untuk mengatasi pengangguran jenis ini diperlukan adanya dorongan-dorongan (penyuluhan) untuk giat bekerja.
Pengangguran tidak disengaja, sebaliknya, terjadi bila pekerja berkeinginan bekerja pada upah yang berlaku tetapi tidak mendapatkan lowongan pekerjaan. Dalam jangka panjang masalah tersebut dapat diatasi dengan pertumbuhan ekonomi.
  1. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja
Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di Negara kita, mengingat sejumlah besar penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu.
  1. Wiraswasta
Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta yang berhasil


CONTOH MASALAH
PENGANGGURAN KOTA BEKASI CAPAI 147 RIBU JIWA
Senin, 30 April 2012, 10:30 WIB
            REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Jumlah pengangguran di Kota Bekasi naik setiap tahun. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik (BPS) Kota Bekasi, jumlah pengangguran di Kota Bekasi mencapai 147 ribu jiwa pada 2010 lalu.
            "Data tersebut didasarkan pada penghitungan 2010. Jumlah ini meningkat dibanding pada 2008," kata Kepala BPS Kota Bekasi, Slamet Waluyo.
            Slamet menuturkan, meningkatnya jumlah pengangguran di Bekasi karena jumlah lapangan kerja tidak sebanding dengan tenaga kerja. Akibatnya, banyak tenaga kerja yang tidak memperoleh pekerjaan. Data menyebutkan, ada 19 ribu tenaga kerja angkatan 2008 yang belum mendapat pekerjaan.
            Dijelaskan Slamet, pada 2007, angka pengangguran mencapai 41.700 jiwa. Pada 2008 angka pengangguran terbuka meningkat mencapai 137 ribu jiwa. Pada tahun ini jumlah usia kerja mencapai 1,6 juta jiwa. Sementara laju pertumbuhan penduduk tahun ini mencapai 3,4 persen dimana jumlah total penduduk Bekasi mencapai 2,3 juta jiwa.
            Pada 2009 jumlah usia kerja mencapai 1,7 juta jiwa. Jumlah pengangguran terbuka mencapai 147 ribu atau 13,93 persen dari total penduduk Bekasi. Angka ini bertahan hingga 2010.

MENAKERTRANS: JANGAN ADA LAGI SARJANA NGANGGUR
Sabtu, 21 April 2012, 17:36 WIB

            REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN - Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans) Muhaimin Iskandar mengatakan, ke depan jangan ada lagi sarjana yang menganggur. Salah satunya adalah dengan memperluas kesempatan magang di dunia usaha dan industri.
            "Ke depan jangan ada lagi sarjana yang menganggur, caranya adalah dengan memberi kesempatan magang di dunia usaha sebelum menyelesaikan kuliah. Dengan demikian ia akan mendapat pengalaman kerja sebelum benar-benar mendapatkan pekerjaan," katanya usai acara Pencanangan Gerakan Penanggulangan Pengangguran dan Job Fair di Universitas Panca Budi Medan, Sabtu (21/4).
            Ia mengatakan baru-baru ini pihaknya telah mencanangkan gerakan pemagangan nasional dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas calon tenaga kerja, serta lebih meningkatkan pelaksanaan pemagangan menjadi lebih intensif di Indonesia.
            "Pelaksanaan pemagangan merupakan langkah konkrit pelaksanaan konsep link and match, yakni memastikan dunia pendidikan dan pelatihan selaras dengan kebutuhan dunia usaha, serta memastikan lulusan pendidikan terserap di pasar kerja," katanya.
            Ia mengatakan manfaat program pemagangan dapat dirasakan oleh perusahaan, lembaga pelatihan, dan peserta magang, bahkan dapat meningkatkan kompetensi kerja yang profesional pada tingkat yang lebih tinggi dalam persaingan sumber daya manusia.
            "Program pemagangan dapat membantu tenaga kerja secara cepat agar dapat terserap di pasar kerja, karena program ini memberikan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan dunia usaha, sekaligus menambah pengalaman kerja," katanya.
            Sementara Pelaksana Tugas Gubernur Sumatera Utara Gatot Pujo Nugroho dalam kesempatan yang sama mengatakan pengangguran terbuka dewasa ini di daerah itu sudah mencapai angka 6,7 persen.
            Meski jumlahnya masih dibawah rata-rata nasional, hal itu harus tetap menjadi perhatian semua pihak, baik pemerintah daerah, maupun dunia usaha. Karena peran dunia usaha dan dunia industri sangat strategis dalam menekan angka pengangguran.
            "Peran dunia usaha sangat penting artinya dalam upaya menekan angka pengangguran, baik dalam pemagangan maupun perekrutan tenaga kerja baru," katanya.



PENUTUP

KESIMPULAN

            Penyebab pengangguran di Indonesia ialah terdapat pada masalah sumber daya manusia itu sendiri dan tentunya keterbatasan lapangan pekerjaan. Indonesia menempati urutan ke 133 dalam hal tingkat pengangguran di dunia, semakin rendah peringkatnya maka semakin banyak pulah jumlah pengangguran yang terdapat di Negara tersebut.
            Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah "pengangguran terselubung" di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
      
SARAN
Pengangguran juga disebabkan karena pola pikir masyarakat yang lebih banyak ingin menjadi pegawai disebuah perusahaan. Untuk mengantisipasi tingkat pengangguran yang semakin meningkat yaitu dengan mengubah pola pikir kita dari keinginan menjadi pegawai menjadi seorang pengusaha yang dapat menciptakan lapangan kerja. Dengan membuat lapangan kerja kita dapat mengurangi tingkat pengangguran. Memang untuk menjadi menciptakan lapangan kerja tidak lah mudah oleh karena itu dibutuhkan kegigihan dan kemauan yang tinggi serta keuletan. Marilah kita menciptakan lapangan kerja!





DAFTAR PUSTAKA



Tulisan Ke-1 Finansial

INFLASI dan PEREKONOMIAN INDONESIA



Disusun Oleh :

1.    Dyna Marlyna S                    (19110250)
2.    Kharisty Hasanah                  (13110885)
3.    Lalita Pathya Sukma             (13110957)
4.    Syahsoza Puji                        (16110776)
5.    Tegar Prasetyo                       (16110848)

Kelas : 2 KA 24

UNIVERSITAS GUNADARMA
2012

PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
            Inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila jika tingkat inflasi tinggi, sudah dipastikan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
            Inflasi di Indonesia tinggi sekali di zaman Presiden Soekarno, karena kebijakan fiskal dan moneter sama sekali tidak prudent (“kalau perlu uang, cetak saja”). Di zaman Soeharto, pemerintah berusaha menekan inflasi - akan tetapi tidak bisa di bawah 10 persen setahun rata-rata, antara lain oleh karena Bank Indonesia masih punya misi ganda, antara lain sebagai agent of development, yang bisa mengucurkan kredit likuiditas tanpa batas. Baru di zaman reformasi, mulai di zaman Presiden Habibie maka fungsi Bank Indonesia mengutamakan penjagaan nilai rupiah.
            Tanda-tanda perekonomian mulai mengalami penurunan adalah ditahun 1997 dimana pada masa itulah awal terjadinya krisis. Saat itu pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya berkisar pada level 4,7 persen, sangat rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang 7,8 persen. Kondisi keamanan yang belum kondusif akan sangat memengaruhi iklim investasi di Indonesia. Mungkin hal itulah yang terus diperhatikan oleh pemerintah. Hal ini sangat berhubungan dengan aktivitas kegiatan ekonomi yang berdampak pada penerimaan negara serta pertumbuhan ekonominya. Adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi yang diharapkan akan menjanjikan harapan bagi perbaikan kondisi ekonomi dimasa mendatang. Bagi Indonesia, dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi maka harapan meningkatnya pendapatan nasional (GNP), pendapatan persaingan kapita akan semakin meningkat, tingkat inflasi dapat ditekan, suku bunga akan berada pada tingkat wajar dan semakin bergairahnya modal bagi dalam negeri maupun luar negeri.
Namun semua itu bisa terwujud apabila kondisi keamanan dalam negeri benar-benar telah kondusif. Kebijakan pemerintah saat ini di dalam pemberantasan terorisme, serta pemberantasan korupsi sangat turut membantu bagi pemulihan perekonomian. Pertumbuhan ekonomi yang merupakan salah satu indicator makro ekonomi menggambarkan kinerja perekonomian suatu Negara akan menjadi prioritas utama bila ingin menunjukkan kepada pihak lain bahwa aktivitas ekonomi sedang berlangsung dengan baik pada negaranya.

2. RUMUSAN MASALAH
            Seperti dijelaskan sebelumnya bahwa inflasi dan perekonomian Indonesia sangat saling berkaitan. Apabila jika tingkat inflasi tinggi, sudah dipastikan akan memengaruhi pertumbuhan ekonomi, dimana akan melambatnya laju pertumbuhan ekonomi.
            Oleh karena itu rumusan permasalahannya adalah :
1.      Bagaimana inflasi dan perekonomian di Indonesia saat ini?
2.      Dampak dari inflasi tersebut bagi perekonomian di Indonesia?
3.      Dan bagaimanacara mengatasi inflasi tersebut?





PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN INFLASI
            Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
            Secara sederhana inflasi diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Kebalikan dari inflasi disebut deflasi.
PENGERTIAN INFLASI MENURUT PARA AHLI
·         Winardi (1995 : 235)
Inflasi (inflation) adalah suatu periode di mana kekuatan membeli kesatuan moneter turun. Inflasi (inflation) dapat timbul bila jumlah uang atau uang deposito dalam peredaran lebih banyak dibandingkan dengan jumlah barang-barang serta jasa-jasa yang ditawarkan.
·         Bodiedan Marcus
Inflasi (inflation) merupakan suatu nilai di mana tingkat harga barang dan jasa secara umum mengalami kenaikan.
·         Weston dan Copeland
Inflasi (inflation) adalah suatu keadaan ekonomi yang mengalami kenaikan tingkat harga tertinggi dan tidak bias dicegah atau dikendalikan lagi.

2. PENYEBAB INFLASI
            Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi/distribusi. Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran Negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran Negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiscal (perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur, regulasi, dan lain-lain.
            Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap factor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment dimana  biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak factor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang terjadi di sector industry keuangan.
            Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hokum permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bias terjadi akibat berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik, perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll, sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam hal ini factor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
            Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu : kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan harga barang-barang.


2. MACAM-MACAM INFLASI
            Berdasarkan asalnya, inflasi dapat digolongkan menjadi dua, yaitu inflasi yang berasal dari dalam negeri dan inflasi yang berasal dari luar negeri. Inflasi berasal dari dalam negeri misalnya terjadi akibat terjadinya deficit anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal. Sementara itu, inflasi dari luarnegeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknya harga barang impor. Hal ini bias terjadi akibat biaya produksi barang di luarnegeri tinggi atau adanya kenaikan tarif impor barang.
            Inflasi juga dapat dibagi berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga. Jika kenaikan harga yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau dua barang tertentu, inflasi itu disebut inflasi tertutup (Closed Inflation).Namun, apabila kenaikan harga terjadi pada semua barang secara umum, maka inflasi itu disebut sebagai inflasi terbuka (Open Inflation). Sedangkan apabila serangan inflasi demikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih lama disebabkan nilai uang terus merosot disebut inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi).
Berdasarkan keparahannya inflasi juga dapat dibedakan :
  1. Inflasi ringan (kurangdari 10% / tahun)
  2. Inflasi sedang (antara 10% sampai 30% / tahun)
  3. Inflasi berat (antara 30% sampai 100% / tahun)
  4. Hiperinflasi (lebihdari 100% / tahun)

5. DAMPAK INFLASI
 Dampak positif:
a.      Peredaran / perputaranbaranglebihcepat.
b.      Produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah.
c.       Kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi.
d.      Pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil.
DampakNegatif:
a.      Harga barang-barang dan jasa naik.
b.      Nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang.
c.       Menimbulkan tindakan spekulasi.
d.      Banyak proyek pembangunan macet atau terlantar.
e.       Kesadaran menabung masyarakat berkurang.

6. LAPORAN INFLASI
LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan



KETERANGAN :
            Indeks harga konsumen (IHK) atau consumer price index (CPI), adalah indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang tertentu yang dibeli oleh konsumen.
7. CARA MENGENDALIKAN INFLASI
·         KEBIJAKAN MONETER
Kebijakan moneter dapat dilakukan melalui instrument-instrumen berikut:
a.       Politik diskoto (Politik uang ketat): bank menaikkan suku bunga sehingga jumlah uang yang beredar dapat dikurangi.
b.      Politik pasar terbuka: bank sentral menjual obligasi atau surat berharga ke pasar modal untuk menyerap uang dari masyarakat dan dengan menjual surat berharga bank sentral dapat menekan perkembangan jumlah uang beredar sehingga jumlah uang beredar dapat dikurangi dan laju inflasi dapat lebih rendah.
c.       Peningkatan cash ratio: Menaikkan cadangan uang kas yang ada di bank sehingga jumlah uang bank yang dapat dipinjamkan kepada debitur/masyarakat menjadi berkurang. Hal ini berarti dapat mengurangi jumlah uang yang beredar.

·         KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui instrument berikut:
a.       Mengatur penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Pemerintah tidak menambah pengeluarannya agar anggaran tidak defisit.
b.      Menaikkan pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar pajak.

·         KEBIJAKAN NON MONETER
Kebijakan non moneter dapat dilakukan melalui instrument berikut:
a.       Mendorong agar pengusaha menaikkan hasil produksinya.
b.      Menekan tingkat upah.
c.       Pemerintah melakukan pengawasan harga dan sekaligus menetapkan harga maksimal.
d.      Pemerintah melakukan distribusi secara langsung.
e.       Penanggulangan inflasi yang sangat parah (hyper inflation) ditempuh dengan cara melakukan sneering (pemotongan nilai mata uang). Senering ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada tahun 1960-an pada saat inflasi mencapai 650%. Pemerintah memotong nilai mata uang pecahan Rp. 1.000,00 menjadi Rp. 1,00.
f.       Kebijakan yang berkaitan dengan output. Kenaikan output dapat memperkecil laju inflasi. Kenaikan jumlah output ini dapat dicapai misalnya dengan kebijakan penurunan bea masuk sehingga impor barang cenderung meningkat. Bertambahnya jumlah barang di dalam negeri cenderung menurunkan harga.
g.      Kebijakan penentuan harga dan indexing. Ini dilakukan dengan penentuan ceiling price.

·         KEBIJAKAN SEKTOR RIIL
Kebijakan sektor riil dapat dilakukan melalui instrument berikut:
a.       Pemerintah menstimulus bank untuk memberikan kredit lebih spesifik kepada UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah). Contohnya bank BRI mencanangkan tahun ini sebagai Microyear.
b.      Menekan arus barang impor dengan cara menaikkan pajak.
c.       Menstimulus masyarakat untuk menggunakan produk dalam negeri.





PENUTUP
KESIMPULAN
Dalam ilmuekonomi, inflasi adalahsuatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasukjuga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi/distribusi.
Inflasi memiliki dampak positif dan negatif. Dampak positifnya yaitu peredaran / perputaran barang lebih cepat, produksi barang-barang bertambah, karena keuntungan pengusaha bertambah, kesempatan kerja bertambah, karena terjadi tambahan investasi, dan pendapatan nominal bertambah, tetapi riil berkurang, karena kenaikan pendapatan kecil. Dampak negatifnya adalah harga barang-barang dan jasa naik, nilai dan kepercayaan terhadap uang akan turun atau berkurang, menimbulkan tindakan spekulasi, banyak proyek pembangunan macet atau terlantar, dan kesadaran menabung masyarakat berkurang.

SARAN
Untuk mengendalikan inflasi, pemerintah Indonesia harus lebih memperhatikan masyarakat dan harus bisa memperlambat laju inflasi dengan melakukan kebijakan-kebijakan seperti, kebijakan moneter, kebijakan fiskal, kebijakan non moneter dan kebijakan sektor riil.

Selain pemerintah yang berusaha untuk mengatasi masalah inflasi ini, masyarakat juga harus mendukung pemerintah dengan ikut serta dalam penghematan contohnya pemakaian bahan bakar minyak dengan melakukan efisiensi energi pada sektor transportasi.




DAFTAR PUSTAKA
·         http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Bank+Indonesia+dan+Inflasi/pengendalian.htm
·         http://galihpangestu14.wordpress.com/2011/03/23/dampak-inflasi-terhadap-perekonomian-indonesia/
·         http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Data+Inflasi/#
·         http://infoini.com/2012/pengertian-inflasi.html         
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi_dan_perekonomian_Indonesia
·         http://www.bi.go.id/web/id/Moneter/Inflasi/Pengenalan+Inflasi/
·         http://id.wikipedia.org/wiki/Inflasi
·         http://www.forumbebas.com/thread-78524.html