Kamis, 30 Desember 2010

BAB 10 AGAMA DAN MASYARAKAT

Nama : Dyna Marlyna Suryani
Kelas : 1KA24

1. Fungsi Agama
Dari segi pragmatisme, seseorang itu menganut sesuatu agama adalah disebabkan oleh fungsinya. Bagi kebanyakan orang, agama itu berfungsi untuk menjaga kebahagiaan hidup. Tetapi dari segi sains sosial, fungsi agama mempunyai dimensi yang lain seperti apa yang dihuraikan di bawah:
  • Memberi pandangan dunia kepada satu-satu budaya manusia.
    Agama dikatankan memberi pandangan dunia kepada manusia kerana ia sentiasanya memberi penerangan mengenai dunia(sebagai satu keseluruhan), dan juga kedudukan manusia di dalam dunia. Penerangan bagi pekara ini sebenarnya sukar dicapai melalui inderia manusia, melainkan sedikit penerangan daripada falsafah. Contohnya, agama Islam menerangkan kepada umatnya bahawa dunia adalah ciptaan Allah(s.w.t) dan setiap manusia harus menaati Allah(s.w.t).
  • Menjawab pelbagai soalan yang tidak mampu dijawab oleh manusia.
    Sesetangah soalan yang sentiasa ditanya oleh manusia merupakan soalan yang tidak terjawab oleh akal manusia sendiri. Contohnya soalan kehidupan selepas mati, matlamat hidup, soal nasib dan sebagainya. Bagi kebanyakan manusia, soalan-soalan ini adalah menarik dan untuk menjawabnya adalah perlu. Maka, agama itulah berfungsi untuk menjawab soalan-soalan ini.
  • Memberi rasa kekitaan kepada sesuatu kelompok manusia.
    Agama merupakan satu faktor dalam pembentukkan kelompok manusia. Ini adalah kerana sistem agama menimbulkan keseragaman bukan sahaja kepercayaan yang sama, malah tingkah laku, pandangan dunia dan nilai yang sama.
  • Memainkan fungsi kawalan sosial.
    Kebanyakan agama di dunia adalah menyaran kepada kebaikan. Dalam ajaran agama sendiri sebenarnya telah menggariskan kod etika yang wajib dilakukan oleh penganutnya. Maka ini dikatakan agama memainkan fungsi kawalan sosial.
2. Pelembagaan Agama
Agama begitu universal, permanen, dan mengatur dalam kehidupan, sehingga jika tidak memahami agama, akan sulit memahami masyarakat. Hal yang perrlu dijawab dalam memahami lembaga agama adalah, apa dan mengapa agama ada, unsur-unsur dan bentuknya serta fungsi dan struktur agama.
Kaitan agama dengan masyarakat dapat mencerminkan tiga tipe, meskipun tidak menggambarkan sebenarnya secara utuh.
  • Masyarakat yang Terbelakang dan Nilai-nilai yang Sakral
Masyarakat ipe ini kecil, terisolasi dan terbelakang. Anggota masyarakat mengandung agama yang sama. Oleh karenanya keanggotaan mereka dalam masyarakat dan dalam kelompok keagamaan adalah sama.
  • Masyarakat-masyarakat Praindustri yang Sedang Berkembang
Keadaan masyarakat tidak terisolasi, ada perkembangan yang lebih tinggi daripada tipe pertama. Agama memberikan arti dan ikatan kepada sistem nilai dalam tiap masyarakat ini.

STUDI KASUS
Lembaga Agama Harus Ambil Bagian dalam Ketersediaan Pangan

KUPANG, KOMPAS.com — Lembaga agama harus turut mengambil bagian dalam upaya pengadaan pangan dunia. Kasus kelaparan di berbagai belahan dunia tidak begitu saja dibiarkan berlarut-larut oleh berbagai organisasi dunia. Hari pangan sedunia yang diperingati pada 16 Oktober 2009 mengingatkan lembaga-lembaga agama untuk terlibat secara konkret dalam upaya memerangi kelaparan global.
Pastor Paroki Sikumana Kupang, Pastor Kornelis Usboko Pr, ketika membacakan surat Konferensi Wali Gereja Indonesia mengenai hari pangan se-dunia di Kupang, Minggu (11/10), mengatakan, sebagian negara kaya kelimpahan makanan, tetapi di sejumlah besar negara miskin dan berkembang terjadi kelaparan di sejumlah wilayah.
Ajaran setiap agama menghendaki peran serta para pengikutnya dalam mengatasi kemiskinan, kelaparan, dan keterbelakangan itu. Agama Kristen misalnya mengajak semua pengikut nasrani untuk terlibat langsung atau tak langsung membantu sesama saudara yang kekurangan atau kelaparan.
"Ketika Yesus sedang mengajar ribuan orang, dan hari sudah mulai malam, Yesus bertanggung jawab memberi mereka makan. Ia tidak membiarkan orang-orang itu pulang dalam keadaan lapar. Karena itu, dengan lima potong roti dan dua ekor ikan yang dibawa seorang anak kecil, Yesus memperbanyak makanan itu dan ribuan peserta makan sampai kenyang," kata Usboko.
Para Rasul waktu itu bertanggung jawab membagi-bagikan makanan yang telah diberkati Yesus kepada semua hadirin, tanpa ada yang kelaparan. Roti itu tidak disembunyikan atau ditumpuk rasul untuk kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi dibagi sampai habis kepada peserta. Hendaknya para pemimpin dan pengambil kebijakan tidak menimbun harta benda, uang, dan jenis barang lainnya, yang seharusnya menjadi milik masyarakat umum.
OPINI
Dalam agama jika ada saudara sendiri yang merasa kelaparan atau jatuh miskin walaupun bukan saudara dekat, kita di wajibkan untuk saling tolong menolong karena manusia itu derajatnya sama rata dan tidak di bolehkan bersifat sombong.
Agama Kristen misalnya mengajak semua pengikut nasrani untuk terlibat langsung atau tak langsung membantu sesama saudara yang kekurangan atau kelaparan.