Senin, 09 Mei 2011

BAB 10 Manusia dan Kegelisahan (Tulisan Ke-2)

Nama : Dyna Marlyna Suryani
NPM : 19110250
Kelas : 1KA24

Kegelisahan seorang Ibu
By samsuridjal

Ketika pelukis Afriani beserta keluarga pindah ke Jakarta dari Batam, dia tentu berharap dapat menikmati kehidupan yang lebih baik. Bukanlah Jakarta merupakan ibu kota negara, kota yang penuh dengan gedung bertingkat dan kota yang menjanjikan kesempatan bagi orang-orang kreatif. Afriani kemudian berdiam bersama warga lain di pemukiman kumuh. Dia menyaksikan anak-anak yang harus bermain di rel kereta api, pedagang pinggir jalan yang berkali-kali terkena razia dan anak-anak yang harus mengerjakan pekerjaan sekolah di kamar sumpek. Air bersih sukar didapat. Ke toilet harus bergantian. Jakarta ternyata bukanlah kota yang ramah untuk keluarga Afriani. Untuk hidup di Jakarta perlu biaya dan biaya hidup yang layak ternyata tidak sedikit. Kehidupan mereka yang berjuang hidup di perumahan kumuh dan pedagang yang setiap hari berjualan di pinggir jalan dalam suasana yang tak tenang terekam dalam lukisan Afriani. Ketika setiap hari dia melihat bahkan ikut merasakan kehidupan tersebut dia mencurahkan kegelisahannya di kanvas. Betapa tidak gelisah, sebagai seorang perempuan, juga seorang ibu dia mendambakan kehidupan yang layak untuk anaknya tumbuh dan berkembang. Gizi yang baik, sekolah, tempat bermain serta lingkungan sosial yang mendukung anak tumbuh dan berkembang menjadi remaja harapan bangsa. Namun kenyataannya dia menyaksikan anak-anak ketakutan ketika melihat razia kamtib, anak-anak telah menyaksikan kekerasan dan ketidakadilan. Haruskah Afriani menyerah pada keadaan dan hanya memotret lingkungannya?

Pada bulan April ini kita kembali mengenang Ibu Kartini. Ibu kartini hidup dalam zaman penjajahan. Beliau juga waktu itu terkungkung dalam lingkungan adat jawa yang belum mendukung pengembangan cita-cita seorang perempuan. Namun Ibu Kartini tak menyerah. Pikirannya melambung jauh. Beliau memikirkan perkembangan perempuan Indonesia. Pikirannya, sekurangnya seperti yang tercatat dari surat-suratnya kepada sahabatnya di negeri Belanda menggambarkan pemikiran yang dalam dan jauh kedepan. Suasana lingkungan yang tidak menguntungkan waktu itu, tidak menjadikan Ibu Kartini tumbuh kerdil. Bahkan tantangan yang dihadapinya dan kehidupan sehari-hari yang disaksikannya menjadi ilham baginya untuk kemajuan perempuan Indonesia.

Afriani juga dapat menjadikan kegelisahannya menjadi hal yang positif. Dia tak perlu hanya berkeluh kesah. Kemiskinan, ketidakadilan yang disaksikannya sehari-hari dapat menjadi titik tolak untuk mengadakan perubahan. Kita harus menjadi masyarakat yang lebih sejahtera, berpendidikan dan memiliki taraf kesehatan yang lebih baik. Lukisan Afriani banyak menggambarkan kehidupan ibu dan anak. Ternyata di tengah kesulitan yang dihadapi kita dapat menyaksikan ibu yang penuh kasih sayang memandikan anaknya. Anak-anak yang dengan gembira bermain bola dan tak kalah pentingnya anak-anak yang tetap belajar meski di kamar sumpek. Di lukisan Afriani kita menmyaksikan mata-mata yang penuh harapan. Kita tak menyaksikan kebencian dan dendam karena perubahan yang kita harapkan di masyarakat hendaknya dilakukan dengan empati dan kasih sayang. Mudah-mudahan lukisan Afriani yang dipamerkan ini, sempat disaksikan oleh mereka yang memimpikan perubahan nyata pada masyarakat miskin. Para pejabat, aktivis LSM, tokoh agama, akademisi serta anggota masyarakat lain hendaknya peduli pada keadaan yang dilukiskan Afriani serta tergerak hati mereka untuk merubahnya.

OPINI
Menurut saya, seorang ibu wajar saja jika mengkhawatirkan anaknya, berarti sang ibu tersebut sayang terhadap anaknya sendiri, dan sebagai anak jangan malu ataupun jengkel terhadap ibunya jika diperlakukan manja seperti itu, seharusnya sebagai anak senaang karena ibu kita sayang dan peduli terhadap anaknya.

SUMBER
http://samsuridjal.wordpress.com/2010/03/30/kegelisahan-seorang-ibu/

BAB 10 Manusia dan Kegelisahan (Tulisan Ke-1)

Nama : Dyna Marlyna Suryani
NPM : 19110250
Kelas : 1KA24

Kegelisahan dan Ketakutan Menjelang Kelahiran Bayi
Pada setiap wanita, baik yang bahagia maupun yang tidak bahagia, apabila dirinya jadi hamil : pasti akan dihinggapi campuran rasa, yaitu : rasa kuta dan berani menanggung segala coba, dan rasa-rasa lemah hati, takut, ngeri; rasa cinta dan benci; keragu-raguan dan kepastian; kegelisahan dan rasa tenang bahagia; harapan penuh kegembiraan dan kecemasan, yang semuanya menjadi semakin intensif pada saat mendekati masa kelahiran bayinya.
Sebab-sebabnya antara lain :
1) Takut Mati
Sekalipun peristiwa kelahiran itu adalah satu fenomenon fisiologis yang normal, namun hal tersebut tidak kalis dari resiko-resiko dan bahaya kematian. Bahkan pada proses kelahiran yang normal sekalipun senantiasa disertai pendarahan dan kesakitan-kesakitan hebat. Peristiwa inilah yang menimbulkan ketakutan-
Universitas Sumatera Utara
ketakutan; takut mati, baik kematian dirinya sendiri, maupun anak bayi yang akan dilahirkan.
2) Trauma Kelahiran
Berkaitan dengan perasaan takut mati yang ada pada wanita pada saat melahirkan bayinya, ada pula ketakutan-lahir. (takut dilahirkan didunia ini) pada anak bayi, yang kita kenal sebagai ”trauma Kelahiran” . trauma kelahiran ini berupa ketakutan akan berpisahnya bayi dari rahim ibunya. Yaitu merupakan ktakutan “hipotetis” untuk dilahirkan di dunia, dan takut terpisah dari ibunya.
3) Perasaan bersalah / Berdosa
Dalam semua aktivitas reproduksinya, wanita itu banyak melakukan identifikasi terhadap ibunya. Jika identifikasi ini menjadi salah-bentuk. Dan wanita tadi banyak mengembangkan mekanisme rasa-rasa bersalah dan rasa berdosa terhadap ibunya. Maka peristiwa tadi membuat dirinya menjadi tidak mampu berfungsi sebagai ibu yang bahagia; sebab selalu saja ia dibebani atau dikejar-kejar oleh rasa berdosa.
4) Ketakutan riil :
a. Takut kalau-kalau bayinya akan lahir cacat, atau lahir dalam kondisi yang patologis.
b. Takut kalau bayinya akan bernasib buruk disebabkan oleh dosa-dosa ibu itu sendiri dimasa silam.
c. Takut kalau beban hidupnya akan menjadi semakin berat oleh lahirnya sang bayi.
Universitas Sumatera Utara
d. Munculnya elemen ketakutan yang sangat mendalam dan tidak disadari, kalau ia akan dipisahkan dari bayinya.
e. Takut kehilangan bayinya yang sering muncul sejak masa kehamilan sampai waktu melahirkan bayinya. Ketakutan ini bisa diperkuat oleh rasa-rasa berdosa atau bersalah.

OPINI
Menurut saya seorang wanita yang ingin melahirkan pasti sangat gelisah dan takut, takut akan ddirinya yang tidak selamat ataukah bayinya yang tidak selamat, karena setiap wanita itu pasti merasakan sakit yang luar biasa dan waktu untuk melahirkan itu biasanya lama dan jika si ibu tidak kuat itu bisa berbahaya bagi dirinya dan juga bisa berbahaya bagi bayi tersebut

SUMBER
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16502/4/Chapter%20II.pdf

Minggu, 01 Mei 2011

BAB 11 Manusia dan Harapan (Tulisan Ke-2)

Nama : Dyna Marlyna Suryani
NPM : 19110250
Kelas : 1KA24

Ada 4 lilin yang menyala.
Sedikit demi sedikit habis meleleh.Suasana begitu sunyi sehingga terdengarlah percakapan mereka (keempat lilin tersebut).
Yang pertama berkata:
“Aku adalah Damai.”
“Namun manusia tak mampu menjagaku, maka lebih baik aku mematikan diriku saja!”
Demikianlah sedikit demi sedikit sang lilin padam.

Yang kedua berkata:
“Aku adalah Iman.”
“Sayang aku tak berguna lagi.”
“Manusia tak mau mengenaliku, untuk itulah tak ada gunanya aku tetap menyala.”Begitu
selesai bicara, tiupan angin memadamkannya.

Dengan sedih giliran Lilin ketiga bicara:
“Aku adalah Cinta”
“Tak mampu lagi aku untuk tetap menyala.”
“Manusia tidak lagi memandang dan mengganggapku berguna.”
“Mereka saling membenci, malah membenci mereka yang mencintainya, membenci
keluarganya.”
Tanpa menunggu waktu lama, maka matilah Lilin ketiga.

Tanpa terduga…
Seorang anak saat itu masuk ke dalam kamar, dan melihat ketiga Lilin telah padam.
Kerana takut akan kegelapan itu, si anak berkata:
“Eh apa yang terjadi?? Kalian harus tetap menyala, aku takut akan kegelapan!”

Lalu si anak menangis tersedu-sedu.
Lalu dengan terharu Lilin keempat berkata:“Jangan takut,
Janganlah menangis, selama aku masih ada dan menyala, kita tetap dapat selalu menyalakan ketiga Lilin lainnya:

” Akulah H A R A P A N “
Dengan mata bersinar, si anak mengambil Lilin Harapan, lalu menyalakan kembali ketiga Lilin lainnya.Apa yang tidak pernah mati hanyalah H A R A P A N yang ada dalam hati kita. Semoga ia dapat menjadi alat, seperti si anak tersebut yang dalam situasi apapun mampu menghidupkan kembali Iman, Damai, Cinta dengan HARAPAN-nya!

OPINI
Menurut saya, damai, iman, cinta bisa luntur jika ada godaan atau cobaan yang melanda setiap manusia, tetapi jika harapan tidak akan pernah mati begitu saja karena harapan akan selalu timbul didalam hati setiap manusia dan tidak ada yang bisa menghilangkan harapan seorang tersebut.

SUMBER
http://aubreyade.wordpress.com/2009/11/10/cerita-tentang-harapan/

BAB 11 Manusia dan Harapaan (Tulisan Ke-1)

Nama : Dyna Marlyna Suryani
NPM : 19110250
Kelas : 1KA24

“Harapan adalah sarapan yang baik, Tetapi makan malam yang buruk.”
– Francis Bacon

Kita harus hidup dengan harapan, tetapi kita tidak bisa hidup menggantung semata pada harapan. Adalah baik untuk berharap yang terbaik. Tetapi hal itu tidak cukup. Kita tidak bisa hanya berharap – kita harus bertindak.

Sangat menyedihkan, bahwa banyak hal digantung berlebihan pada harapan – demi perbaikan nasib. Berharap yang terbaik belum menghasilkan apa-apa. Bekerja dan bertindak – disertai dengan
harapan di dalam hati – adalah hal yang membawa hasil. Kombinasi yang sempurna. Harapan tidak akan mengecewakan – selama hal itu disertai dengan tindakan dan komitmen.
Harapan tidak bisa mengganti tindakan. Kerjakan apa yang harus dikerjakan – ada atau tidak ada harapan. Harapkan yang terbaik dan kerjakan apa saja yang memungkinkan harapan itu terwujud.

Mulai hari baru anda dengan harapan, dan sambung dengan kerja dan karya. Biarkan harapan menginspirasikan anda, ketimbang membuai anda. Harapkan yang terbaik, dan bayar setiap ongkosnya. Harapan bergantung pada ANDA.

Apa yang Memotivasi Para Bilyuner..?
Pernahkah terpikir oleh anda, apa yang memotivasi para bilyuner? Bahkan jauh hari sebelum menjadi bilyuner – kekayaan yang mereka kumpulkan telah mencukupi untuk hidup mereka, anak mereka, cucu mereka, atau bahkan generasi selanjutnya.

Kebanyakan bilyuner adalah pekerja keras. Bangun pagi-pagi – lalu pergi bekerja hingga larut malam. Mereka melakukan itu – tentu bukan lagi karena sekedar mengejar uang. Lalu apa yang mereka kejar? Apakah itu keserakahan? atau kekuasaan? Mungkin. Tetapi secara umum, orang-orang pelit / serakah – jarang beroleh sukses – karena mereka tidak memberi nilai lebih pada orang lain. Kebanyakan bilyuner modern masa kini, tidak menjadi bilyuner karena kikir.

Para bilyuner termotivasi oleh cita-cita mereka. Cita-cita untuk membuat perbedaan, sehingga dunia menjadi berbeda karena mereka ADA. Motivasi ini yang memampukan mereka untuk menjadi bilyuner. Dan karena hal itu pula mereka tetap bisa bekerja keras – sekalipun telah menjadi bilyuner.

Apakah anda ingin hidup seperti seorang bilyuner? Mudah sekali. Berhentilah bekerja hanya untuk sekedar hidup – dan buat perbedaan. Sekalipun di hari terburuk

Hidup adalah kemewahan, hidup adalah kegembiraan – sekalipun di hari terburuk. Kenyataan bahwa anda saat ini hidup sehingga bisa membuat keputusan, bisa melaksanakannya, dan mampu membuat perbedaan – jauh lebih berharga ketimbang segala kesulitan dan kekecewaan yang mungkin menghadang.

Saat dunia gelap – hidup adalah alasan mengapa anda harus menjadi cahaya.

Kualitas hidup anda tidak tergantung pada apa yang anda temui, tetapi pada seperti apa anda setelah melewati segala tantangan. Hari ini adalah hari istimewa – karena anda diperbolehkan masuk ke hari ini. Ada kesempatan untuk tumbuh – dan mencapai cita-cita anda ke segala arah. Bila orang di sekitar anda pencemooh dan pendengki – anda punya kesempatan untuk membuat – bahwa KARENA ANDA – lingkungan anda bisa berubah ke arah lebih baik. Tantangan kesulitan yang ada di depan anda menyembunyikan harta karun nyata yang menunggu untuk digali.

Hati kecil anda sudah mengerti hal ini. Hidup adalah indah – bila anda menerima hidup sebagai kesempatan. Di mana pun anda, apapun yang anda hadapi, ambil keputusan untuk menikmati keindahan itu setiap hari. Dan saat anda mengambil pilihan ini – dunia di sekeliling anda pun akan menjadi lebih baik.

OPINI
Setiap manusia pasti memiliki harapan dan keinginan masing-masing walaupun terkadang ada saja harapan tersebut tidak sesuai. Boleh saja kita selalu berharap akan sesuatu yang kita inginkan, tetapi jangan sampai kita terus berharap tanpa adanya usaha. Jadi seimbangkanlah antara usaha dan harapan

SUMBER
http://www.resensi.net/harapan/2009/03/