Sabtu, 12 Maret 2011

BAB 4 MANUSIA DAN CINTA KASIH (Tulisan ke-1)

NAMA : DYNA MARLYNA SURYANI
NPM : 19110250
KELAS : 1KA24

KISAH POHON APEL(MEMAHAMI CINTA KASIH SEORANG IBU MELALUI CERITA SEDERHANA)

Suatu ketika, hiduplah sebatang pohon apel yang besar dan anak laki-laki yang senang bermain dibawah pohon apel itu setiap hari. Ia senang memanjatnya hingga ke pucuk pohon, memakan buahnya, dan tidur-tiduran di keteduhan rindang daun-daunan,Anak lelaki itu sangat mencintai pohon apel itu. Demikian pula pohon apel itu juga sangat mencintai anak lelaki itu.
Waktu terus berlalu, dan sampai seketika anak lelaki itu tumbuh dewasa dan tidak lagi bermain-main dengan pohon apel itu setiap harinya. Suatu hari anak lelaki itu datang kepada pohon apel. Wajahnya terlihat sedih.
"Ayo kesini, bermainlah bersamaku lagi," pintah pohon apel itu.
"Aku bukanlah anak kecil yang bermain-main dengan pohon lagi," jawab anak lelaki itu.
"Aku ingin sekali memiliki mainan, tetapi aku tidak punya uang untuk membelinya."
Pohon apel itu menyahut, "Duh, maaf aku tak punya uang untuk membeli mainan itu, tapi kau boleh mengambil semua buah apelku dan menjualnya. Kau bisa mendapatkan uang dan membeli mainan kegemaranmu."
Anak lelaki itu merasa sangat senang, lalu ia memetik semua buah apel yang ada di pohon dan pergi dengan penuh suka cita. Namun, setelah itu anak lelaki tak pernah datang lagi, pohon apel itu kembali bersedih.
Suatu hari anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel itu sangat senang melihatnya datang.
"Ayo bermain-main denganku lagi," kata pohon apel.
"Aku sedang tidak punya waktu," jawab anak lelaki itu.
"Aku harus bekerja untuk keluargaku, kami membutuhkan rumah untuk tempat tinggal. Maukah kau membantuku?"
"Duh maaf akupun tak memiliki rumah. Tapi kau boleh menebang semua dahan rantingku untuk membangun rumahmu," kata pohon apel itu. Dan kemudian anak lelaki itu menebang semua dahan dan ranting si pohon dan pergi dengan gembira. Pohon apel itu juga merasa bahagia melihat anak lelaki itu senang, tetapi semenjak saat itu anak lelaki tidak pernah datang lagi. Pohon apel itu merasa kesepian dan sedih.
Pada suatu musim panas, anak lelaki itu datang lagi. Pohon apel itu merasa sangat besuka cita menyambutnya. "Ayo bermain-main lagi denganku," kata pohon apel. "Aku sedih" kata anak lelaki itu. "Aku sudah tua dan ingin hidup tenang. Aku ingin pergi berlibur dan berlayar. Maukah kau memberiku kapal persiar?".
"Duh, maaf aku tak punya kapal, tapi kau boleh menebang batang tubuhku dan menggunakannya untuk membuat kapal yang kau inginkan. Pergilah berlayar dan bersenang-senanglah."
Kemudian anak lelaki itu memotong batang pohon apel itu dan membuat kapal yang diinginkannya. Ia lalu pergi berlayar dan tak pernah datang lagi untuk mengunjunginya.
Akhirnya, anak lelaki itu datang lagi setelah bertahun-tahun kemudian. "Maaf anakku," kata pohon apel itu. "Aku sudah tak memiliki buah apel lagi untukmu".
"Tak apa. Akupun sudah tidak memiliki gigi lagi untuk menggigit buah apelmu," jawab anak lelaki itu.
"Aku juga tidak mempunyai batang dan dahan untuk kau panjat," kata pohon apel. "Sekarang, aku sudah terlalu tua untuk itu," jawab anak lelaki itu. "Aku bener-benar sudah tak memiliki apa-apa lagi untuk ku berikan kepadamu, yang tersisa hanyalah akar-akar yang sudah tua dan rapuh ini," jawab pohon apel itu sambil menitikan air mata. "Aku tak memerlukan apa-apa lagi sekarang," kata anak lelaki itu. "Aku hanya membutuhkan tempat untuk beristirahat. Aku sanagt lelah ketika sekian lama meninggalkanmu." "Oh..bagus sekali. Tahukah kau akar-akar pohon tua adalah tempat berbaring dan beristirahat. Mari, marilah berbaring dipelukan akar-akarku dan beristirahatlah dengan tenang." Anak lelaki itu berbaring di pelukan akar-akar pohon. Pohon apel itu sangat gembira dan tersenyum sambil meneteskan air matanya.

OPINI
Menurut saya, kisah pohon apel dan anak lali-laki adalah mencerminkan kehidupan yang nyata, dengan pohon apel sebagai seorang Ibu dari anak lelaki itu. Anak lelaki itu tidak mengetahui sepenuhnya bahwa ibu sangat menyanyanginya sampai merelakan semua yang ia punya, dan anak lelaki itu setelah tumbuh dewasa, ia sudah tidak pernah datang ke ibunya lagi, jika ada keperluan yang mendesak saja barulah anak lelaki itu datang kepada ibunya. Betapa besarnya rasa cinta dan kasih sayang seorang ibu terhadap anaknya dan betapa tidak pedulinya anak lelaki itu terhadap ibu atau orang tuanya. Semoga setelah membaca kisah cerita ini, seluruh anak didunia akan sadar. Sayangilah kedua orangtuamu jika kau tidak ingin menyesal dikemudian hari.

SUMBER
http://blog.its.ac.id/syafii/2010/01/07/kisah-pohon-apel-memahami-cinta-kasih-seorang-ibu-melalui-sebuah-cerita-sederhana/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar